Nah, jujurnya, gue termasuk orang yang gak mau menginstall software mubazir. Maksunya mubazir gini, ketika kita sudah bisa merender di After Effect, buat apa lagi gue install adobe media encoder ? kan fungsinya sama, jadi kalau gue bilang itu adalah mubazir. Ternyata eh ternyata, ..... ikutin terus ceritanya nih.
Nah, pas gue mulai melakukan pekerjaan yang berat-berat di Adobe After effect, kelebihan dari software bisa gue rasain juga. Jadi gini, ketika gue melakukan proses render dengan menggunakan after effect, maka gue akan merasakan pc gue stagnan, alias lemot.Yah tau lah yah, bukan masalah pc nya yang gak support, melainkan kebutuhan animasi gue yang semakin terus bertambah kebutuhannya.
Nah, kalau udah lemot gini nih, maka boro-boro sambil membuat postingan blog kayak gini, buka youtube aja wuidih gambarnya patah-patah tuh pc gue. Lalu gue coba lah install adobe media encoder, lalu gue coba render pakai adobe media encoder, eh ternyata sama aja tuh.
Lalu gue mikir nih dalam hati, buat apaan ini software kalau memang sama aja hasilnya dengan merender dengan adobe after effect. Lalu gue coba oprek lagi, cari tau, dan coba render lagi hasilnya masih tetap sama.
Sampai ada satu percobaan gue yang bikin hati gue tenang nih. Gue export render dari adobe after effect ke Adobe media encoder, lalu gue coba matiin adobe after effectnya, dan BUM .... langsung gue render di Adobe Media Encoder, hasilnya penggunaan dari memory sangat jauh berbeda. Jadi yang bikin lemot itu ketika memang adobe After effectnya masih terbuka dan kita render di Adobe media encoder. Karena memang komputer kita akan membaca dua program berjalan dan Background cache di memory masih menghitung jalannya kedua program tersebut.
Maka sekarang gue bisa merender sambil membuat postingan ini deh. Buat lo yang mau coba, silahkan saja dicoba.
Salam Kreatif,
#ariefabian
Comments
Post a Comment